Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap
Motivasi Belajar Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) Siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu
Samsul Bakri, M.Pd
Disusun
Oleh :
Deddy Yusuf
Hidayatullah (
1724143062 ) TMT 5G
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2016
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat,taufik
serta hidayahnya kepada kami sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat
berlangsung dengan lancar. Penulis selesaikan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian
Probematika Pendidikan Matematika. Semoga laporan ini
memenuhi syarat seperti yang diharapkan.
Dalam hal ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
- Samsul Bakri, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan proposal.
- Bapak H. Muh. Fathullah, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah MTs Al-Ma’arif Tulungagung yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian.
- Para guru dan siswa siswi MTs Al-Ma’arif Tulungagung yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu demi
kesempurnaannya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan untuk masa mendatang.
Tulungagung, 05 Desemberr 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Cover
Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Identifikasi masalah.............................................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 2
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
E. Tujuan Masalah ................................................................................................... 3
F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................................. 3
BAB II LANDASAN
TEORI DAN HIPOTESIS ......................................................... 3
A.
Deskripsi Teori .................................................................................................... 5
1.
Media Sosial ................................................................................................... 5
2.
Motivasi .......................................................................................................... 16
3.
Materi SPLDV ............................................................................................... 23
B.
Kerangka berfikir ............................................................................................... 25
C.
Pengajuan Hipotesis ............................................................................................ 25
BAB III PROSEDUR
PENELITIAN
A.
Metode ..................................................................................................... 27
B.
Populasi dan Sampel .............................................................................. 27
C.
Instrumen penelitian ............................................................................... 28
D.
Teknik pengumpulan data ..................................................................... 29
E.
Teknik analisis data ................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majunya teknologi dan arus
informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global.
Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan media ikut juga berperan aktif dalam
perubahan gaya hidup seseorang baik media elektronik, cetak maupun online.
Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus dan dikemas secara menarik juga
membantu penggunanya untuk terus mengikuti perkembangan media sosial itu
sendiri. Media massa menawarkan berbagai kemudahan dalam penyebarluasan dan
penerimaan informasi. Dalam hal ini kaitannya dengan penggunaan media sosial
yang lebih spesifikasi pada penggunaan aplikasi ataupun software yang biasa
kita kenal dengan Facebook (FB), Twitter, Blackberry Messager (BBM), Whatsapps
(WA), Instagram (IG), Line, dan Path.
Problematika
motivasi belajar pada peserta didik sekarang ini semakin kompleks termasuk
candu penggunaan media sosial yang berkembang pada dinamika masyarakat kita
khususnya Indonesia. Asumsi yang ada motivasi belajar dapat dilihat dengan
prestasi dan perspektif kognitif dari peserta didik, baik pelajar sekolah dasar
atau mahasiswa perguruan tinggi. Status yang ada tidak banyak menimbulkan
perbedaan akan motivasi belajar hal ini menjadi sebuah kecenderungan bahwa
kesadaran akan motivasi belajar tidak hanya dilihat dari aspek umur dan status
tetapi juga dilihat dari gaya hidup masing masing individu.
Paradigma
dalam sebuah perkembangan teknologi adalah untuk membantu dan menstimulus
motivasi belajar baik aspek kognitif maupun psikomotor para peserta didik di
era modernisasi sekarang. Tetapi faktanya perkembangan teknologi dan adanya
media sosial membuat arus balik sehingga mayoritas para pecandu media sosial
menurunkan motivasi belajar mereka.
Sesuai dengan hasil pembagian angket kepada
siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif kami memperoleh informasi bahwa siswa kelas
VIII masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan
soal matematika. Hampir di setiap kegiatan belajar mengajar kebanyakan siswa tidak
mengalami peningkatan, khususnya pada siswa laki-laki. Pada materi sistem
persamaan linier dua variabel, guru harus sering mengarahkan dalam penyelesaian
soal-soal yang diberikan oleh guru, dan guru juga sering kesulitan dalam
memberikan pemahaman materi kepada siswa dikarenakan kurang berminatnya siswa
terhadap pelajaran matematika.
Problematika dan kesulitan dalam kegiatan
belajar mengajar itu wajar dan harus dipecahkan, bukan dihindari. Dengan adanya
problematika ini, dibutuhkan sebuah proses analisis untuk mencari solusi dari
penyebab kesulitan siswa dalam memahami
dan menyelesaiakan soal-soal matematika pada materi sistem persamaan linier dua
variabel sehingga diharapkan kedepannya siswa tidak akan lagi menemui kesulitan
dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal matematika terutama pada materi
sistem persamaan linier dua variabel.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dianalisis identifikasi masalahnya meliputi:
1. Intensitas penggunaan media sosial dapat mempengaruhi motivasi belajar
Matematika Materi SPLDV Siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membangun motivasi belajar
Matematika Materi SPLDV Siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang
diperoleh oleh penulis maka adapun batasan dalam penelitian ini lebih
menitikberatkan pada pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar
matematika Materi SPLDV Siswa kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
Peneliti lebih membahas mengenai :
1. Intensitas penggunaan media sosial siswa terhadap motivasi belajar
matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
2. Pengaruh pengguna media sosial terhadap motivasi belajar matematika materi
SPLDV siswa kelas viii di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dan identifikasi
masalah yang telah ditentukan oleh penulis maka rumusan masalah dalam
penelitian ini meliputi:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan intensitas penggunaan media sosial
terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs
Al-Ma’arif Tulungagung?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan media sosial terhadap
motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs Al-Ma’arif
Tulungagung?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan
rumusan masalah yang ada yakni:
1. Untuk Mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan intensitas penggunaan
media sosial terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii
di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan media
sosial terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di
MTs Al-Ma’arif Tulungagung.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian
ini adalah:
1. Manfaat Teoritik
a. Untuk memberikan sumbangan pikiran dalam mengembangkan semangat terhadap motivasi belajar siswa.
b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan
dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah pemahaman guru mengenai pengetahuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan siswa dengan perkembangan teknologi.
b. Memberikan pemahaman akan pengaruh penggunaan media sosial dan dampak
lingkungan sosial pengguna media sosial terhadap motivasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Media Sosial
a. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana
setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan
teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar
antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan
media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media
sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi
informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone
makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses
facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya
dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses
media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi
tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini
dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk
memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal
yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang
pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan
internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal
dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan
bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video,
grafis, dan berbagai model content lainnya.
b. Jenis-Jenis Media Sosial
Dua situs jejaring sosial yang paling
terkenal dan banyak digunakan saat ini adalah Facebook dan Twitter.
Facebook
adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini.
Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama
temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin.
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh
facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya
aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak
internal maupun eksternal facebook.
Twitter merupakan jenis situs jejaring
sosial pertemanan yang memungkinkan para penggunanya dapat mendapatkan relasi
dengan mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter didirikan oleh Jack
Dorsey pada bulan Maret 2006 dan secara resmi diluncurkan pada bulan Juli 2006.
Twitter adalah jejaring sosial sejenis micro-blogging --blog ukuran
kecil dari sisi jumlah kata yang bisa diupload (hanya 140 karakter).
Media sosial yang paling populer digunakan
di Indonesia antara lain:
1)
Facebook
2)
Twitter
3)
Youtube
4)
Google plus
Blog juga sebenarna masuk ke kelompok media
sosial. Namun, karena blog sudah berkembang pesat hingga menjadi alternatif
dalam membangun website (web development), maka blog dinilai "lebih
tinggi" dari media sosial.
Sebagai salah satu media komunikasi, media
sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk berbagi informasi , tapi juga ekspresi
diri (self expression), "pencitraan diri" (personal branding), ajang
"curhat", keluh-kesah, dan... bisnis online (online business)
juga pemasaran online (online marketing).
c. Ciri-Ciri Media Sosial
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu:
1)
Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk
satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS
ataupun internet
2)
Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus
melalui suatu Gatekeeper
3)
Pesan yang di sampaikan cenderung lebih
cepat di banding media lainnya
4)
Penerima pesan yang menentukan waktu
interaksi
d. Klasifikasi Media Sosial
Media sosial teknologi mengambil berbagai
bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging,
wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan
menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran
sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure)
Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media
sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut
Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media social
1) Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun
me-remove konten – konten yang ada di website ini. Contohnya wikipedia.
2) Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat
ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya twitter.
3) Konten
Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten
media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain. Contohnya youtube.
4) Situs jejaring social
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat
informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi
itu bisa seperti foto – foto. Contoh facebook.
5) Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa
muncul dalam bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan
orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya game online.
6) Virtual social world
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama
seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual
Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan. Contohnya second life.
e. Perkembangan Media Sosial
Perkembangan dari Media Sosial itu sendiri sebagai berikut :
1) 1978 Awal dari penemuan Sistem papan
buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat
elektronik , ataupun mengunggah dan mengunduh Perangkat
lunak , semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem
2)
1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data
website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan
kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website
lain.
3)
1997 Muncul situs
jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring
sosial di banding Classmates.com
4)
1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk
bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa di
katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.
5)
2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu
menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
6)
2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial,
LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah
Media Sosial makin berkembang.
7)
2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user
friendly.
8)
2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal
hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang
memiliki anggota terbanyak.
9)
2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan
yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau
yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
10)
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan
bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan
bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia
termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.
11)
2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama
google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang
telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.
f. Pertumbuhan Media Sosial
Pesatnya perkembangan media sosial kini
dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk
memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja
yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses
menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat
sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa
karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi
baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi
manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan
kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,
menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial
menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa
diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah
alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan
untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
Perkembangan dari media sosial ini sungguh
pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah anggota yang di miliki masing -
masing situs
jejaring sosial ini, berikut tabel jumlah anggota dari masing -
masing situs yang di kutip dari (August E. Grant:297) pada 1 mei 2010.
g. Fungsi Dan Peran Dari Media Sosial
Media sosial merupakan alat promosi bisnis
yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi
bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh
pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk
menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, facebook, twitter,
dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari
media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan
dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :
1) Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat
tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat
mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang
dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
2) Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi
dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah
feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat.
Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media
tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
3) Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan
biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat
mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis.
Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap
segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih
banyak pengguna.
4) Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga
perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan
media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
h. Dampak Positif Dan Negatif Dari Media Sosial
Jejaring sosial media juga ada dampak
positif dan dampak negatif yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Pertama
kita akan mengawalinya dengan dampak negatif dari sosial media terlebih dahulu.
1) Dampak Negatif
a) Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa
membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri.
Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan
respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
b) Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang
berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik
yang lemah, bahkan obesitas.
c) Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau
memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami
cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang
umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan
meja komputer.
d) Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga
menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa
muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya
adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka
dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat
diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap
harinya.
e) Kejahatan dunia maya (cyber crime). Seiring berkembangnya teknologi,
berkembang pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan nama
cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya, carding,
hacking, cracking, phising, dan spamming.
f) Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
2) Dampak Positif
a) Sebagai media penyebaran informasi
Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring
sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa
menikmati informasi tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai
manusia yang hidup di era digital seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa
berada dalam sentuhan jari kita.
b) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan social
Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib
dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera
modern seperti sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia,
semua orang butuh untuk berkembang.
c) Memperluas jaringan pertemanan
Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa
saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru
dunia. Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar
pikiran, saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal
ini dapat pula mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa
inggris dengan memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di
situs jejaring sosial.
Semenjak situs jejaring sosial seperti yang disebutkan diatas sangat
menyedot perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi
kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet,
terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan
internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan
jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus
berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau
secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain
Facebook, Twitter, dan lain - lain.
i.
Pemanfaatan Media Sosial Dalam Pendidikan
Saat ini, siapa yang tidak mengenal istilah
sosial media? Minimal Facebook dan Twitter. Berdasarkan informasi dari situs
SalingSilang, Indonesia menempati urutan ke empat dan ke lima sebagai negara
pengguna Facebook dan Twitter di dunia.
Sebagian besar pengguna memang masih
memanfaatkan sosial media untuk sekedar bergaul. Bahkan penggunaan sosial media
juga marak dilakukan oleh mereka yang melakukan bisnis.
Akan tetapi, beberapa kalangan dari dunia
pendidikan mulai giat melakukan kegiatan belajar mengajar, dengan sosial media
sebagai salah satu medianya. Hal demikian merupakan terobosan yang penting dan
menarik. Serta dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan.
Ada banyak sosial media yang dapat
digunakan, seperti Facebook, Twitter, blog, plurk, linkedIn, youtube dan lain-lain.
Akan tetapi mengingat Indonesia adalah salah satu negara pengguna twitter dan
facebook terbesar di dunia, maka rasanya tidak terlalu salah jika kita berpikir
sosial media yang banyak digunakan adalah facebook dan twitter, selain blog.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana sekolah atau kelas dapat
memanfaatkan sosial media:
1. Menyebarkan informasi yang berkaitan dengan sekolah atau kelas melalui
twitter atau facebook.
2. Guru-guru dapat membagikan bahan-bahan pelajaran dan tugas-tugas melalui
blog. Murid-murid juga dapat menuliskan tugas-tugas mereka di blog.
3. Meningkatkan kebanggaan pada sekolah atau kelas dengan membuat facebook
page, sehingga dapat berbagi berbagai hal seperti foto-foto kegiatan, informasi
tentang sekolah atau kelas, bahkan dapat juga menjual merchandise sekolah atau
kelas secara online.
4. Sekolah juga dapat memanfaatkan blog maupun facebook untuk mempromosikan
diri.
5. Sekolah dapat berhubungan dengan orangtua siswa melalui sosial media,
sehingga orangtua selalu mendapatkan informasi terkini.
6. Alumni sekolah dapat selalu terhubung dan kemudian berkembang, dan lain
sebagainya.
j. Batasan Remaja Pada Media Sosial
Maraknya hal-hal negatif yang terjadi di
media sosial, yang menjadikan remaja sebagai korban utama dari hal-hal negatif
tersebut. Untuk itu semestinya para remaja dituntut untuk mengetahui
batasan-batasan dalam berkomunikasi di media sosial. Orang tua dan Para Guru
pun patutnya mampu menjadi faktor utama yang berperan dalam memberikan
batasan-batasan remaja akan media sosial.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif
situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:
1)
Berupaya belajar tentang internet serta
situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan
agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang
ini, dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet.
2)
Beritahukan tentang bahaya yang mengintai
dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih
berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti
batasan-batasannya.
3)
Sebisanya dampingi anak saat berselancar di
dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial.
4)
Tidak memberikan telepon seluler yang dapat
mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
Motivasi berasal dari
kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Menurut Sardiman 2006:73) motif merupakan daya
penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.
Definisi Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:173). Dalam Sardiman (2006:73) motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Menurut Mulyasa
(2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan
bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan
belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Dimyati dan Mudjiono
(2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar
karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan
perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap
dan perilaku individu dalam belajar.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam
motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian
tujuan.
b. Fungsi motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga
fungsi motivasi:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong
untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka
belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap
terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi
dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Menurut Hamalik (2003:161) fungsi
motivasi adalah :
1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi
maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian
tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin
dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu
pekerjaan.
Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi
motivasi :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi
maka siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86)
motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis tingkat kekuatan,
yaitu:
a. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang
didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi
biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa
tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan
dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan
sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang
dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam
belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif,
sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam
usaha pencapaian prestasi belajar.
d. Sifat motivasi
Dalam menumbuhkan motivasi belajar tidak
hanya timbul dari dalam diri siswa tetapi juga berasal dari luar siswa.Yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:90).
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang
timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari
luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena
ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan beripa pengetahuan yang ia
dapatkan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan
terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia
mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar karena
terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
sangat penting bagi siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi
intrinsik dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstirnsik
dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang lain. Ia termotivasi
belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam
Dimyati, 2002:91).
e. Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi
pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri:
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
g. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri
tersebut, berarti siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar
mengajar akan berhasil baik jika siswa memiliki minat untuk belajar, tekun
dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi
kesulitan belajar.
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target
yang ingin dicapai.Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai
kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri
siswa, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
c. Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari
kesatuan psikofisik. Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini
berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang
kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian belajar
siswa, begitu juga sebaliknya.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur
yang datang dari luar diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan
hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan
yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah
unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya
keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana
guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi,cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil
belajar siswa, dan lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan
berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi
belajar siswa.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam
proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui
motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan
semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat
belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
g. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Djamarah (2002:125) ada beberapa
bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah,
antara lain :
a. Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai
dari hasil akivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang
cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan
lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.
b. Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi
untuk memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua
atau guru untuk memacu belajar siswa.
c. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Persaingan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat
digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e. Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat
motivasi. Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan.
Siswa biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk
menghadapi ulangan.Oleh karena itu, memberi ulangan merupakan strategi yang
cukup baik untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar juga merupakan
sarana motivasi.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan
mendorong siswa untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang
meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus
meningkat.
g. Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement positif
sekaligus motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolah Dengan pujian yang
tepat akan memupuk suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
h. Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif,
tetapi jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang
baik dan efektif.
i.
Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi
yang ada dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat
untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.
j.
Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses
belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat dapat
dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan, menghubungkan dengan
persoalan penggalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil
yang baik, menggunakan berbagai macam metode menggajar.
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima
oleh siswa merupakan alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan
yang hendak dicapai, akan timbul gairah untuk belajar.
Dari berbagai uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa indikator-indikator dari motivasi dalam penelitian ini adalah
:
a. adanya minat untuk belajar
b. tekun dalam menghadapi tugas
c. senang memecahkan soal-soal
d. ulet dalam mengatasi kesulitan belajar
3. Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Varibel (SPLDV)
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi SPLDV dalam
mengerjakan setiap permasalahan, siswa harus menguasai konsep SPLDV dengan tiga
macam cara penyelesaian yakni, Metode eliminasi, subtitusi dan grafik.
Persamaan linear dua variabel adalah
persamaan yang mengandung dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap
variabelnya satu. Bentuk umum persamaan linear dua variabel adalah : ax + by
+ c = 0 dimana x dan y adalah variabel.
Sistem persamaan linear dua variabel
adalah dua persamaan linear dua variabel yang mempunyai hubungan di antara
keduanya dan mempunyai satu penyelesaian. Bentuk umu sistem persamaan linear
dua variabel adalah:
ax +
by = c
px +
qy = r
di mana :
x dan y
disebut variabel
a, b, p dan q
disebut koefisien
c dan r
disebut konstanta
1.
Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV, caranya adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel
dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan
variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau
sebaliknya. Perhatikan bahwa jika koefisien dari salah satu variabel sama maka
kita dapat mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut, untuk
selanjutrnya menentukan variabel yang lain.
2.
Metode Subtitusi
Metode subtitusi untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel dengan mensubtitusikan atau menggantikan, terlebih dahulu kita
nyatakan variabel yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan,
kemudian mensubtitusi (menggantikan) variabel itu ke dalam persamaan yang
lainnya.
3.
Metode Grafik
Grafik dari persamaan linear dua variabel ax + by = c adalah
garis lurus.
Penyelesaian SPLDV
ax +
by = c
px +
qy = r
adalah
titik potong antara garis ax + by = c dan garis px + qy = r.
Langkah-langkah untuk menentukan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan
metode grafik adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan titik potong garis dengan sumbu x, syarat y = 0
2.
Tentukan titik potong garis dengan sumbu y, syarat x = 0
Langkah (1) dan (2) dapat disederhanakan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
1.
Gambar garis dari setiap persamaan
2.
Tentukan titik potong kedua garis, titik potong tersebut adalah penyelesaian
SPLDV.
B. Kerangka berfikir
Masalah yang sering dihadapi dalam
pembelajaran matematika berawal dari paradigma peserta didik mengenai
matematika. Sebagian besar peserta didik
sering bergelut dengan dunianya dengan sering
bermain di media sosial yang saat ini semakin semarak karena semakin mudahnya
hal semacam ini mampu digenggam oleh mereka. Paradigma semacam ini memberikan stimulus di otak bahwa peserta
didik akan lebih memilih
untuk bermain di media sosial dari pada belajar. Hal yang demikian akan menurunkan motivasi
belajar siswa. Peserta didik yang mengalami penurunan minat akan mengurangi
pula kapasitas belajar atau latihannya di bidang tersebut sehingga akan
mengurangi pula kemampuan mereka dalam mengolah dan membangun motivasi belajar. Permasalahan yang demikian ini harus segera diatasi, salah satu
cara yang dapat digunakan untuk mengatasi ini adalah dengan memberikan motivasi belajar, kerangka berfikir pengaruh penggunaan media sosial
terhadap motivasi
belajar matematika siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya. Arikunto (2006 :71)
mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final, masih harus
dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Hipotesis juga
dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara suatu hubungan variabel dengan
satu atau lebih variabel lainnya sehingga hipotesis dapat dikatakan sebagai
suatu prediksi yang melekat pada variabel yang bersangkutan. Meskipun demikian,
taraf ketepatan prediksi sangat tergantung pada taraf kebenaran dan ketepatan
landasan teoritis.
Secara
teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada populasi yang
bersangkutan. Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian ini, maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial
terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs
Al-Ma’arif Tulungagung?
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas penggunaan media
sosial terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs
Al-Ma’arif Tulungagung?
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial terhadap
motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs Al-Ma’arif
Tulungagung?
4. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media sosial
terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV siswa kelas viii di MTs
Al-Ma’arif Tulungagung?
BAB
III
PROSEDUR
PENELITIAN
A.
Metode
1.
Pendekatan penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan
variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi
variabel masing-masing.[1]
Pendekatan kuantitatif ini bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,
menunjukkan hubungan antar variabel,
memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.[2]
Dengan
kata lain, penelitian ini dimulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data, serta hasil yang diperoleh.
2.
Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis penelitian survey. Menurut zigmund (1997),
“metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana
informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui
pertanyaan-pertanyaan”. Sedangkan menurut gay & diehl (1992) “metode
penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umu
penelitian yang menggunakan quesioner dan wawancara”. Dalam desain penelitian
ini, peneliti melakukan suatu cara untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
sebab-akibat dengan cara wawancara dan pemberian angket kepada obyek yang diteliti untuk melihat
secara mendalam pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar
matematika siswa.
B.
Populasi dan sample
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.[3]
Populasi adalah himpunan keseluruhan obyek yang diteliti. Populasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah kelas VIII MTs Al-Ma’arif
Tulungagung.
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan
yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Penelitian pada sampel hanya
merupakan pendekatan pada populasinya. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga,
biaya dan kemampuan yang tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti seluruh
populasi yang ada, peneliti sangat membutuhkan pengambilan sampel. Sampel dari
penelitian ini adalah kelas VIII B MTs Al-Ma’arif Tulungagung dan dari sampel
yang diambil terdapat 46 siswa dan kami hanya mengambil sebanyak 29 siswa.
C.
Instrument penelitian
Instrument atau biasa disebut dengan
istilah “alat”. Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan
untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan
secara lebih efaktif dan efisien.[4]
Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :
1.
Lembar dokumentasi
Lembar
dokumentasi adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data-data dan arsip dokumentasi maupun buku kepustakaan yang berkaitan dengan
variabel. Data yang diperoleh berupa identitas sekolah, visi misi dan tujuan
sekolah, jadwal guru mengajar, keadaan guru bidang studi matematika, keadaan
siswa dan nilai-nilai hasil belajar siswa.
2.
Lembar quesioner (angket)
Lembar
quesioner (angket) adalah alat bantu peneliti yang dilakukan dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh
responden sebagai alat ukur penelitian yang digunakan untuk memperoleh data
motivasi belajar matematika siswa. Lembar angket terdiri beberapa pertanyaan
terkait pembelajaran matematika siswa. Penilaian akhir hasil angket menggunakan
skor 0-100 dengan rumus sebagai berikut:
NA =
x 100
3.
Wawancara
Wawancara
adalah salah satu instrumen untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting
dari setiap survey. Tanpa wawancara peneliti akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden dengan
pedoman wawancara yang dibuat sebelumnya secara sistematis dan berlandaskan
pada tujuan penelitian. Data semacam ini merupakan tulang punggun suatu
penelitian survey. Wawancara dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai dua
siswa dan guru matematika.
D.
Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah prosedur
yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.[5]
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian, karena
data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan,
sehingga data harus cukup valid. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian.
Agar dalam penelitian nantinya
diperoleh informasi dan data yang sesuai dengan topik yang diteliti, maka
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain:
1.
Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah
tersedia. Teknik ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti
monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumen sebagai
teknik pengumpul data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.[6]
Dengan
menggunakan teknik ini peneliti dapat memperoleh data tentang kegiatan yang
berkaitan dengan keadaan dan operasional dari sampel penelitian, misalnya
arsip-arsip penting.
2.
Angket (quesioner)
Angket
(quesioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Teknik pengumpulan data dengan angket dilakukan dengan
cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
oleh responden sebagai alat ukur penelitian yang digunakan untuk memperoleh
data motivasi belajar matematika siswa. Daftar pertanyaan disusun sedemikian
rupa, terstruktur dan terencana dengan baik. Bagaimana pertanyaan tersebut
disusun, sangat bergantung pada proses operasionalisasi dari konsep
penelitiannya.
Teknik
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar matematika siswa
yang nantinya diolah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap
motivasi belajar matematika siswa.
3.
Wawancara
Wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara merupakan salah satu bagian
terpenting dari setiap survey. Tanpa wawancara peneliti akan kehilangan
informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada
responden dengan pedoman wawancara yang dibuat sebelumnya secara sistematis dan
berlandaskan pada tujuan penelitian.
E.
Teknik analisis data
Analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.[7]
Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Data kuantitaif adalah data yang
dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Untuk menganalisis
data kuantitatif, maka dibutuhkan analisis dari hasil pemberian angket yang
dilaksanakan sewaktu kegiatan belajar mengajar serta mempertimbangkan tujuan
penelitian.
1.
Penyajian Data
Uraian data penelitian ini meliputi tentang penjabaran
data penelitian yang didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang diberikan
kepada 29 siswa di kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung secara umum, uraian
data penelitian yang akan diuraikan ini, dalam bentuk tabel tunggal atau tabel
frekuensi, yang berisi tentang frekuensi jawaban responden yang selanjutnya
akan dipersentasekan hingga menunjukkan besarnya persentase jawaban responden.
Untuk lebih jelasnya, uraian data penelitian ini
terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu:
a.
Identitas Responden
b.
Variabel bebas (X) penggunaan media sosial
c.
Variabel terikat (Y) motivasi belajar matematika
Untuk lebih jelasnya, uraian data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) penggunaan media social
Variable bebas (X) penggunaan media sosial sebagai data umum siswa di kelas VIII MTs
Al-Ma’arif Tulungagung, yang menjadi responden dalam penelitian ini, meliputi
tentang.
Tabel 1
DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN
No
|
Uraian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
|
Laki-laki
Perempuan
|
10
19
|
34.48
65.52
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa siswa di kelas
VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung yang diteliti, responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 10 siswa (34.48%), dan responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 19 siswa (65.52%) dan yang berdominasi adalah perempuan.
Tabel 2
DISTIBUSI
RESPONDEN MENURUT TINGKAT KESULITAN DALAM MOTIVASI BELAJAR
No
|
Skala Uraian Motivasi
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat tidak termotivasi
Tidak termotivasi
Cukup termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
|
8
4
3
12
2
|
27.58
13.80
10.34
41.38
6.90
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa siswa di kelas
VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung yang diteliti, responden yang sangat tidak
termotivasi sebanyak 8 siswa (27.58%), dan responden yang tidak termotivasi
sebanyak 4 siswa (13.80%) dan responden yang cukup termotivasi sebanyak 3 siswa
(10.34%) dan responden yang termotivasi sebanyak 12 siswa (41.38%) dan
responden yang sangat termotivasi sebanyak 2 siswa (6.90%), yang berdominasi
adalah responden yang termotivasi.
Tabel 3
DISTIBUSI
RESPONDEN MENURUT INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
No
|
Skala Uraian intensitas
(dalam 1 hari)
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
4
|
≤ 3 jam
4 - 6 jam
7 - 9 jam
> 10 jam
|
8
5
14
2
|
27.58
17.24
48.28
6.90
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Intensitas yang dimaksud pada Tabel IV.3 merupakan lamanya penggunaan media
sosial dalam satu hari siswa di kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung, mulai
dari bangun tidur sampai dengan batas 24 jam. Data di atas menunjukkan, 8 siswa
(27.58%) memiliki intensitas kurang dari atau sama dengan 3 jam, kemudian 5 siswa
(17.24%) memiliki intensitas 4 sampai 6 jam, dan 14 siswa (48.28%) memiliki intensitas
7 sampai 9 jam, kemudian 2 siswa (6.90%). Data diatas menunjukan kepada kita
bahwa mayoritas siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki intensitas
penggunaan media sosial antara 7 sampai 9 jam, dengan berbagai penggunaannya
pada media sosial yang ada.
Tabel 4
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BAHWA MATEMATIKA MATERI
SPLDV SULIT DALAM MEMAHAMI DAN MENGERJAKANNYA
No
|
Uraian Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
|
Ya
Kadang-kadang
Tidak
|
20
0
9
|
68.96
-
31.04
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Mayoritas siswa di kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung kesulitan dalam memahami
dan mengerjakan materi SPLDV. Data ini ditunjukkan dengan jawaban responden,
yakni sebanyak 20 siswa (68.96%) menyatakan dalam jawaban mereka, bahwa mereka kesulitan
dalam memahami dan mengerjakan materi SPLDV, kemudian 9 siswa (31.04%) menjawab
tidak merasa kesulitan dalam memahami dan mengerjakan materi SPLDV.
Tabel 5
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BAHWA PROSES
BELAJAR YANG DITERAPKAN DI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MENYENANGKAN
No
|
Uraian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
|
Ya
Kadang-kadang
Tidak
|
12
0
17
|
41.38
-
58.62
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Mayoritas siswa di kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung merasa tidak
menyenangkan, yakni sebanyak 12 siswa (41.38%) merasa menyenangkan dan 17 siswa
(58.62%) merasa tidak menyenangkan. Data di atas menunjukkan bahwa proses
belajar selama kegiatan belajar mengajar butuh diperbaiki kembali untuk siswa di
kelas VIII MTs Al-Ma’arif Tulungagung
Tabel 6
DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN BAHWA METODE BELAJAR DALAM
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAPAT DITERIMA DENGAN BAIK
No
|
Uraian
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
2
3
|
Ya
Kadang-kadang
Tidak
|
10
0
19
|
34.48
-
65.52
|
Jumlah
|
29
|
100.00
|
Mayoritas siswa menyatakan bahwa metode belajar dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar tidak dapat diterima dengan baik. Dalam metode belajar
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat diterima dengan baik sebanyak 10 siswa
(34.48%), kemudian 19 siswa (65.52%) menjawab metode belajar dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar tidak dapat diterima dengan baik. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa metode belajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar dapat
diterima dengan baik maka perlu ditingkatkan lebih maksimal, agar mampu
menciptakan dan menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan metode yang lebih
baik.
Adapun
data kuantitatif ini dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan statistik.
Rumus yang digunakan adalah uji-t
dan uji korelasi.
1.
Uji Prasyarat
a.
Uji Normalitas
Uji
normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik
sebelum dilakukan uji-t. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah t-test mempunyai distribusi normal atau tidak sekaligus
untuk menentukan
jenis statistik yang akan dilakukan untuk menganalisis data yaitu menggunakan statististika
parametrik atau statistika non parametrik. Jika data berdistribusi normal maka peneliti menggunakan statistika
parametrik akan tetapi jika data tidak
berdistribusi normal maka
peneliti menggunakan statistika non parametrik.
Uji
normalitas ini menggunakan uji kolmogorov smirnov. Berikut ini langkah-langkah
pengujiannya:
(1)
Mengurutkan
data dari yang terkecil ke terbesar.
(2)
Menentukan
rata-rata dan simpangan baku.
(3)
Menentukan
nilai
dimana
Keterangan
= nilai yang dicari
=
rata-rata nilai
=
simpangan baku
(4)
Menentukan
peluang (
)
(5)
Menentukan
, dimana
(6)
Menentukan
|P(
)-
|
(7)
Memilih
nilai |P(
)-
| yang terbesar
(8)
Menentukan
nilai K_S table dengan nilai
, dan memperhatikan banyak data yang ada.
(9)
Menentukan
hipotesis pengujian
(10)
Membandingkan
nilai |P(
)-
| terbesar dengan K_S
table
Kriteria pengujian:
Jika |P(
)-
| < nilai table K_S maka terima H0
artinya data berdistribusi normal.
Jika |P(
)-
|
maka tolak H0 artinya data
berdistribusi tidak normal
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas
digunakan untuk mengetahui keragaman data dalam penelitian. Apabila data memiliki
keberagaman yang homogen maka dapat melanjutkan pada tahap analisis data
selanjutnya. Apabila data memiliki keberagaman yang tidak homogen maka ada
pembetulan-pembetulan metodologis. Peneliti
menggunakan Uji F untuk menganalisis data.
Berikut ini
langkah-langkah pengujian homogenitas suatu keragaman data:
(1)
Menentukan
F hitung
F hitung
, dimana
Keterangan
: S adalah standard deviasi.
(2)
Menentukan
F tabel
Nilai
atau taraf
kesalahan yang digunakan sebesar
Perhitungan F table
dapat dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel yaitu dengan menginput
Keterangan : db =
derajat bebas = n-1
(3)
Membuat
hipotesis pengujian
(4)
Membandingkan
F hitung dengan F tabel
Jika F hitung < F tabel maka terima
H0 artinya keragaman data homogen.
Jika F hitung
F tabel maka tolak
H0 artinya keragaman data
tidak homogen.
2.
Uji Hipotesis
Uji
hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Uji
hipotesis bisa dilakukan apabila data penelitian telah dilakukan dua uji
prasyarat, yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar
matematika materi SPLDV kelas VIII di MTs Al-Ma’arif Tulungagung. Uji yang
digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji-t dengan jumlah sampel dua dan
hubungan antar sampel berpasangan
serta menggunakan uji korelasi sederhana.
a.
Uji-t
Berikut ini langkah-langkah
pengujian dengan uji-t
(1)
Membuat
hipotesis statistik
(2)
Menentukan
thitung[8]
thitung
Keterangan:
X1:
rata-rata sampel ke-1
X2:
rata-rata sampel ke-2
r: nilai korelasi
antara x1 dan x2
n1:
banyaknya sampel 1
n2:
banyaknya sampel 2
S1: standard
deviasi sampel ke-1
S2: standard
deviasi sampel ke-2
Sampel 1 adalah kelas
kontrol dan sampel 2 adalah kelas eksperimen
(3)
Menentukan
ttabel
,
atau taraf kesalahan dalm penelitian ini
sebesar 5%
(4)
Membandingkan
thitung dengan ttabel
(5)
Menggambarkan
pada grafik terima atau tolak H0
Setelah
membandingkan antara
thitung dan ttabel
maka diketahui hasil dari pengujian hipotesis, apakah hipotesis diterima atau
ditolak. Peneliti dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media
sosial terhadap motivasi belajar matematika materi SPLDV kelas VIII di MTs
Al-Ma’arif Tulungagung.
b.
Uji Korelasi
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh pada variabel dalam
penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana. Analisis ini digunakan
untuk mencari hubungan (pengaruh) atau korelasi antara dua variabel atau lebih.
Dalam menentukan hubungan antara dua variable tersebut adalah dengan
menggunakan umus sebagai berikut :
Keterangan:
r = besarnya hubungan antarvariabel
r = besarnya hubungan antarvariabel
n = banyak data
X = variable bebas
Y = variable terikat
Besarnya
korelasi dilambangkan dengan ( r ) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga
. Apabila
artinya korelasinya negative
sempurna,
artinya tidak ada korelasi, dan
artinya korelasinya positif
sempurna (sangat kuat). Sedangkan harga
r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai sebagai berikut :[9]
INTERPRESTASI KOEFISIEN
KORELASI
NILAI r
Interval Koefisien
|
Tingkat hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat rendah
|
0,20 – 0,399
|
Rendah
|
0,40 – 0,599
|
Cukup
|
0,60 – 0,799
|
Kuat
|
0,80 – 1,000
|
Sangat Kuat
|
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2015), hal. 197.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar